Jumat, 17 Mei 2013

Hasil Pendigitan Peta Beserta Ketelitian pada skala peta

Ada beberapa ketelitian peta berdasarkan skala pada pp no 8 tahun 2013

 Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:250.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi; dan
  • Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasal 15


Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:50.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
  • Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pasal 17


(1) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah kota digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:25.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kota; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
(2) Dalam hal wilayah kota memiliki pesisir dan laut, Peta Rencana Tata Ruang Wilayah kota
  • Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau/Kepulauan Pasal 20


Peta Rencana Tata Ruang Wilayah pulau/kepulauan digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:500.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah pulau/kepulauan; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.



sampel peta yang digunakan dalam melakukan pendigitan bersumber dari google earth
hasil pendigitan

Pengolahan data GPS


Cara Pertama

  1. Adapun yang dilakukan  adalah:
  2. Add data dari software GPS
  3. Open attribute table
  4. Waypoint dan klik kanan di layer yang bersangkutan
  5. Masuk ke data kemudian ke eksport data
Cara kedua
Klik menu transfer Kemudian klik Receive from device lalu klik find device dan pilih objek yang akan di transfer lalu klik receive
Untuk memudahkan pemilihan data, dapat mengurutkannya berdasarkan kolom dari masing-masing data dengan mengklik judul di bagian atas. Misalnya apabila kita ingin mengurutkan berdasarkan waktu maka pengambilan data kemudian klik start time.
Bila ada data yang tidak diperlukan maka buang dengan mengklik delete tracks atau delete way point . gunakan tombol shift pada eyboard untuk memilih / memblock banyak data agar proses pengahapusan lebih efektif.
Cara membuka data dari bereksi DXF di Arcview Gis

  • Aktifkan dulu extensions yang berfungsi untuk membaca file –file CAD. Caranya pilih jenis file klik ektension Centang Cad Reader lalu klik ok
  • Panggil jenis file yang berenteksion DFX dengan cara pilih view kemudian add themes lalu cari lokasi file klik file yang di maksud lalu ok.
Cara membuka data berextensi DXF (*.dxf) di MapInfo Professional
Gunakan Universal Translator terlebih dahulu, untuk merubah data berextensi DXF (*.dxf) menjadi berextensi MapInfo TAB. 
Buka File yang telah dirubah dengan Universal Translator dengan cara, Pilih File → Open → cari lokasi File → klik file yang dimaksud → klik Open
Cara membuka data berextensi DXF (*.dxf) di ArcGIS
Pilih File → Add Data → cari lokasi File → klik file yang dimaksud → klik Add



Jumat, 03 Mei 2013

PCD koreksi Citra Satelit dan Pengolahan Citra



koreksi Citra Satelit dan Pengolahan Citra
Dalam penggunaanya metode pengingraan jauh selalu berhubungan langsung dengan data raster dalam hal ini disebut citra. Citra ini merupakan hasil penangkapan visual permukaan bumi yang dilakukan oleh sebuah satelit. Ada beberapa satelit yang menyediakan citra ini gratis kepada pengguna sepertiLandsat. Data ini tidak akan berarti apa – apa bila tidak ada proses yang lebih lanjut untuk mematangkan citra tersebut dengan tujuan agar citra tersebut dapat dijadikan data primer dalam pemetaan suatu wilayah.
Untuk memperoleh citra yang diinginkan terhadap suatu wilayah bisa didapat denganmendownload citra tersebut di beberapa beberapa sumber yang tersedia. Akan tetapi data yang didapat bukanlah data citra dalam format .ers melainkan data gambar dengan format .tif. untuk itu perlu dilakukan proses lebih lanjut agar data tersebut dapat digunakan.
Selain itu, sebuah citra dapat menampilkan bentuk visual dari permukaan bumi secara luas sehingga apabila dari citra tersebut hanya dibutuhkan sebagian dari citra, maka diperlukan pemotongan citra atau cutting citra dengan tujuan agar apa yang ditampilkan citra sesuai dengan daerah yang diinginkan.
Disisilain, ketelitian yang disajikan oleh citra yang begitu besar yang tidak sepadan dengan pengukuran langsung dilapangan, untuk itu perlu dilakukannya koreksi geometrik agar kesalahan dalam koordinat terhadap suatu titik dapat diminimalisir.
A.   Pengolahan citra satelit
Karena data penginderaan jauh berupa data digital maka penggunaan datamemerlukan suatu perangkat keras dan lunak khusus untuk pemrosesannya.Komputer PC dan berbagai software sepertiERMapper, ILWIS, IDRISI, ERDAS, PCI, ENVIdan sebagainya dapat dipergunakan sebagai pilihan. Untuk keperluananalisis dan interpretasi dapat dilakukan dengan dua cara            :
1.    Pemrosesan dan analisis digital dan
2.    Analisis dan interpretasi visual.
Kedua metoda ini mempunyai keunggulan dan kekurangan, setidaknya kedua metoda dipergunakan bersama-sama untuk saling melengkapi. Pemrosesan digital berfungsi untuk membaca data, menampilkan data, memodifikasi danmemproses, ekstraksi data secara otomatik, menyimpan, mendesain formatpeta dan mencetak. Sedangkan analisis dan interpretasi visual dipergunakanapabila pemrosesan data secara digital tidak dapat dilakukan dan kurangberfungsi baik.
Pemrosesan data secara digital dilakukan dengan menggunakan perangkatlunak (software) yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Berbagaialgoritma tersedia di dalam perangkat lunak tersebut yang memungkinkan datapenginderaan jauh diproses secara otomatik. Salah satu contoh misalnyaadalah menggabungkan data (3 -4 band) dalam citra gabungan denganmenggunakan filter merah, hijau dan biru (RGB) yang menghasilkan citrakomposit (color composite image). Masing-masing band diberi filter yangberbeda dan menghasilkan berbagai tampilan
Selain untuk mengubah tampilan citra pemrosesan digital dapat pula dipakaiuntuk memperoleh data secara otomatik (ekstraksi data). Ekstraksi ini antaralain dapat dipakai untuk memetakan tanaman hijau (NDVI), klasifikasi(supervise dan unsupervise) seperti dalam memetakan tutupan lahan (landcover), memetakan badan air dan sebagainya.
Berbeda dengan pemrosesan digital dimana hampir seluruh pekerjaandilakukan oleh komputer, analisis visual sebagian besar dilakukan olehmanusia. Dengan analisis digital komputer hanya dapat mengenal danmengolah nilai spektralnya saja, sedangkan analisis visual manusia dapatmemperkirakan dan menentukan suatu obyek berdasarkan sifat fisiknyaseperti membedakan antara gajah dan kucing disamping berdasarkan nilaispektralnya. Ciri pengenal yang biasa dipakai dalam penafsiran potret udarasecara utuh dapat diterapkan pada data citra penginderaan jauh.Pada data potret udara, yang berupa data analog, penafsiran dalam bentukpenarikan garis dan penandaan dilakukan pada lembar potretnya (hard copy),sedangkan pada data digital selain dilakukan pada hard copy dapat jugadilakukan langsung dari layar monitor dan hasilnya langsung disimpan dalambentuk data digital.
Analisis visual hanya dapat dilakukan oleh manusia yang terlatih dalam bidangpekerjaannya.Dalam prakteknya tidak semua informasi di permukaan bumi dapat diperolehmelalui pemrosesan digital maupun analisis visual. Untuk mendapatkan hasilmaksimak kedua cara harus digabungkan yang akan saling melengkapi.
B.   Koreksi Geometrik
Distorsi geometrik merupakan distorsi spatial, yaitu terjadi pergeseran posisispatial citra yang ditangkap. Distorsi geometrik ini disebabkan oleh kesalahanyang terjadi seperti kerusakan sensor (internal), platform (external) dangerakan bumi. Koreksi yang dilakukan bila terjadi distorsi bersifat sederhana,seperti centering (translasi), size (skala), skew (rotasi). Gambar dibawah menggambarkan matriks transformasi. Koreksi geometrik bila terdapat distorsiyang bersifat kompleks adalah image registration/rectification, misaldengan bilinear transformation dan least square method, seperti berikut            :
Gambar dibawah menunjukkan suatu contoh adanya geometri distorsi, danakan direstorasi menggunakan interpolasi berdasarkan titik kontrol daratan(Ground Control Point (GCP))yang diambil langsung dengan mengunakanteknologi seperti Global Position System (GPS). Titik-titik tersebut diabandingkandengan posisi titik tersebut di citra.Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan koreksi posisi secara pergeserangeometrik adalah dengan menggunakan metode transformasi bilinierdan least square seperti pada persamaan diatas. Jumlah pasangan persamaandiatas adalah sebanyak ground control points yang digunakan. Salah satucitra dijadikan acuan (koordinat piksel (X, Y)), maka koordinat piksel citrayang diregistrasi ( X, Y ) dapat dihitung dari persamaan diatas denganmenyelesaikan koefisien a, b, c, dan d.
C.   Koreksi Radiometrik
Koreksi Radiometrik muncul dalam bentuk distribusi intensitas yang tidaktepat. Sumber distorsi ini adalah kamera (internal) dalam bentuk shadingeffect, atmosfer (external) dalam bentuk besarnya intensitas yang tidak samawalaupun untuk obyek yang kategorinya sama, akibat adanya kabut, posisimatahari atau substansi atmosfir lainnya. Koreksi yang dilakukan untukjenis distorsi ini adalah dengan teknik filtering.Gambar dibawah adalah contoh adanya distorsi dalam bentuk skew (geometrikexternal – rotasi ) dan adanya striping (radiometrik internal low pass filter ).



registrasi image for argis


 
REGISTRASI IMAGE (SIP)

Salah satu cara membuat data SIG adalah dengan mendigitasi data raster. Beberapa teknik untuk mendigit data, dan pada umumnya terbagi atas dua kelompok yaitu:
- mendigitasi data menggunakan alat yang disebut digitizer
- digitasi dengan menggunakan layer Komputer dan mouse yang kita sebut digitasi on screen

Kita akan menggunakan teknik kedua yang lebih cepat, gampang, murah dengan ketelitian yang tidak terlalu jauh berbeda dengan menggunakan alat digitizer. Kita cukup menyediakan citra atau gambar hasil scanner, atau foto udara, citra satelit dan data raster apapu juga, asalkan kita masih memperoleh data posisi pada citra tersebut. Sebelum mendigit data tersebut kita harus melakukan registrasi citra yaitu memberikan data koordinat pada citra atau image sehingga citra tersebut memiliki posisi geografis.
Perhatikan bahwa kita memerlukan minimal empat titik koordinat, dalam bentuk jalur kurva tertutup, berurutan dan hierarkhi. Nilai error rms yang dikehendaki di bawah 1. Modul yang akan digunakan adalah Georefencing.

Langkah-langkah kerja georeferencing ini yaitu:
  • Perhatikan data koordinat yang terdapat pada peta jabar tersebut, ambil titik-titik koordinat yang jelas dan mudah di amati, catat titik koordinatnya dan masukan kedalam excel dan ubah menjadi data dbf,missal tikon.dbf
  • System koordinat yang digunakan adalah longitude latitude WGS 1984. Create data ini menjadi bentuk feature titik, simpan dalam bentuk shapefile, transform koordinatnya menjadi Projected Coordinats Systems>UTM>WGS 1984>WGS 1984 Zone 48S.Prj.
  • ·         Buka kembali ArcMap, dan aktifkan modul Georefencing. Apabila modul ini belum ada pilih pada View>Toolbars>Georeferencing. Masukkan citra kedalam ArcMap melaui Add Layer . Pada kotak dialog Create pyramids for stad_siliwangi.tiff pilih do not build pyramids untuk mempercepat proses, atau apabila resources computer anda bagus, pilih build pyramids.
  • ·   Klik Control Point

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJQU307HHzqS9tWA6GvbL358BjzajFrGc6kLbBLKRHsCaMFb8Pc2bEVLNCS5mTseMO3AfRO2oqEWnR6iU2k44kGaPc4eeHT2YaWxQwWrYUTVkf-UzIxXH1bBXA6PM_a0gIYjV2IlB9a8L/s320/Slide1.JPG
  • ·         Kita arahkan ppointer ke titik koordinat yang diketahui koordinatnya, kemudian klik kiri pada mouse pada titik koordinat tersebut. Klik kanan dan pilih input X dan Y kemudian kita inputkan nilai x dan y.
  • ·         Ulangi cara tesebut sampai kita mendaptkan 4 titik.
  • ·         Setelah selesai pilih georeferencing -> update georeferencing.

·         Dalam penentuan sistem koordinat dan proyeksi, maka akan dijabarkan mengenai Geographic Coordinat System (GCS) dan Projected Coordinat System (PCS) yang dipakai di Indonesia.
  • Perubahan kordinat dari PCS ke GCS

Klik art tulbox kemudian management tool klik ke projection tranformation, kemudian data project raster
Untuk pemindahan poinnya adalah klik kanan dan klik kiri.
1.     Projected Coordinat System (PCS)
PCS ini menggunakan satuan degree,degree (110010’30”). Di Indonesia terdapat pada kuadran I dan II yakni terdapat pada zona 45- 560. Adapun cara menghitung dari zona ke derajat atau dari derajat ke zona adalah sebagai berikut:Zona → derajat , misalnya: 100+ 30 = 480                                                      
   6 Derajat  → zona, misalnya: 490 – 30 = 6
  19 x 6 = 1140
2.     .    Geographic Coordinat System (GCS)
Adapun cara menghitung koordinat dengan metode GCS (degree, degree) adalah sebagai berikut:
Misalkan
 X = 1100 10I 30II
    = 100/1  + 10/60 + 30/3600
    = 110 + 0,06 + 0,0083
    = 110,0683 (degree,degree)
Y = 60 10I 30II
   = 6/1 + 10/60 + 30/3600
   = 6 + 0,06 + 0,0083
   = 6,0683



Rabu, 24 April 2013

SIP (Sistem koordinat)



Sistem Koordinat
Sistem koordinat adalah suatu cara yang digunakan untuk menentukan letak suatu titik pada bidang  atau ruang . Beberapa macam sistem koordinat yang kita kenal, antara lain sistem koordinat Cartesius (Rene Descartes: 1596-1650), sistem koordinat kutub, sistem koordinat tabung, dan sistem koordinat bola. Pada bidang (R2), letak titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius dan koordinat kutub. Sedangkan pada ruang (R3) letak suatu titik pada umumnya dinyatakan dalam koordinat Cartesius, koordinat tabung dan koordinat bola.
Posisi suatu titik biasanya dinyatakan dengan koordinat (dua dimensi atau tiga dimensi) yang mengacu pada suatu sistem koordinat tertentu. Sistem koordinat itu sendiri didefinisikan dengan menspesifikasi tiga parameter berikut, yaitu :
Ø  Lokasi titik nol dari sistem koordinat
Ø  Orientasi dari sumbu-sumbu koordinat, dan
Ø  Besaran (kartesian, curvalinier) yang digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut.
Dilihat dari orientasi sumbunya, ada sistem koordinat yang sumbu-sumbunya ikut berotasi dengan bumi (terikat bumi) dan ada yang tidak (terikat langit). Sistem koordinat yang terikat bumi umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik-titik yang berada di bumi, dan sistem yang teringkat langit umumnya digunakan untuk menyatakan posisi titik dan objek di angkasa, seperti satelit dan benda-benda langit. Dilihat dari besaran koordinat yang digunakan, posisi suatu titik dalam sistem koordinat ada yang dinyatakan dengan besaran-besaran sudut dan jarak seperti sistem koordinat geodetik. (Abidin,2006)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDGxYGIw9A1vTsO2JX3zOnTFinzIqvJ9RBLvD9HjoyA8gSYcdfJDPsQgU9S3PDgdRgeS0FiKuiDdrsU0ISOmNSucq6vDxkpjuwm8qH7jd3bSeAVyMtrxpeXGFAMWFHKizPaj9C-IxCgFw4/s400/Picture4.jpg
Gambar 1. Klasifikasi sistem kordinat berdasarkan parameter


a.    Sistem Koordinat Global Geodetik
Sistem koordinat ini mengacu pada permukaan suatu bentuk ellipsoida tertentu dan tergantung juga pada ukuran, bentuk dan orientasi tiga dimensi ellipsoida. Dalam sistem koordinat geodetik, model permukaan bumi didekati dengan model ellipsoida sebagai model permukaan referensi. Posisi suatu titik pada sistem koordinat geodetik ditentukan oleh lintang geodetik (L), bujur geodetik (B) dan tinggi di atas permukaan ellipsoida (h), seperti dijelaskan sebagai berikut :
·         Lintang geodetik (L) dari suatu titik adalah sudut lancip yang dibentuk oleh normal ellipsoida yang melalui titik tersebut dengan bidang ekuator   (-900≤L≤+900).
·   Bujur geodetik (B) adalah sudut yang dibentuk antara meredian lokal dengan meredian referensi, yaitu meredianGreenwich (00≤B≤1800E  dan   -1800W≤B≤00  ).
·      Tinggi suatu titik di atas ellipsoida (h) dihitung sepanjang normal ellipsoida yang melalui titik tersebut.
b.     Sistem Koordinat Global Kartesian 3 Dimensi
Sistem koordinat kartesian tiga dimensi terdiri dari tiga sumbu pada arah X, Y, dan Z.
Pada sistem koordinat kartesian tiga dimensi, posisi suatu titik ditentukan oleh harga X, Y, dan Z dengan ketentuan sebagai berikut :
·         Titik pusat sistem koordinat kartesian tiga dimensi terletak pada pusat bumi
·         Sumbu Z adalah garis dalam arah Conventional Terrestrial Pole (CTP)
·  Sumbu X adalah arah perpotongan meredian Greenwich atau meredian nol CZM (Conventional Zero Meridian) yang ditetapkan oleh BIH (Burau International de l’Heure) dan bidang ekuator
·      Sumbu Y adalah garis pada bidang ekuator yang tegak lurus pada sumbu X dan Z dengan mengikuti kaidah tangan kanan
c.     Geometrik Koordinat Kartesian dan Geodetik

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgClWsYJAsKSt4zCaWQE-iiIgEP5x2J5LdYgWJdxLW-DjMDZVt-Yqk4Hc_CDQNiw_vteQ7xh5iSTARi5FyQ-Ex4pGaOlAJgksdBjyoheTB1FCB4On9YPxA7ZHfe6mRpgUnvHV1450Ftkbcj/s400/Capture.JPG
Gambar 2. Geometrik koordinat kartesian dan geodetik
1.    GPS (Global Positioning System) adalah sistem navigasi yang berbasiskan satelit
yang saling berhubungan yang berada di orbitnya. Satelit-satelit itu milik Departemen
Pertahanan (Departemen of Defense) Amerika Serikat yang pertama kali diperkenalkan
mulai tahun 1978 dan pada tahun 1994 sudah memakai 24 satelit.
Untuk dapat mengetahui posisi seseorang maka diperlukan alat yang diberinama
GPS reciever yang berfungsi untuk menerima sinyal yang dikirim dari satelit GPS. Posisi di
ubah menjadi titik yang dikenal dengan nama Way-point nantinya akan berupa titik-titik
koordinat lintang dan bujur dari posisi seseorang atau suatu lokasi kemudian di layar pada
peta elektronik.
Sejak tahun 1980, layanan GPS yang dulunya hanya untuk leperluan militer
mulai terbuka untuk publik. Uniknya, walau satelit-satelit tersebut berharga ratusan juta
dolar, namun setiap orang dapat menggunakannya dengan gratis.
Satelit-satelit ini mengorbit pada ketinggian sekitar 12.000 mil dari permukaan
bumi. Posisi ini sangat ideal karena satelit dapat menjangkau area coverage yang lebih
luas. Satelit-satelit ini akan selalu berada posisi yang bisa menjangkau semua area di atas
permukaan bumi sehingga dapat meminimalkan terjadinya blank spot (area yang tidak terjangkau
oleh satelit).
2.    Projected coordinate syste
Sebuah sistem koordinat proyeksi yang datar, representasi dua dimensi dari Bumi. Hal ini didasarkan pada sebuah bola atau bulat sistem koordinat geografis, tetapi menggunakan unit linier ukuran untuk koordinat, sehinggaperhitungan jarak dan area mudah dilakukan dalam hal unit-unit yang sama.
3.     Georeferencing
Georeferencing adalah proses penempatan objek berupa raster atau image yang belum mempunyai acuan sistem koordinat ke dalam sitem koordinat dan proyeksi tertentu. Pada GIS, ada 2 sistem koordinat, yaitu geographic coordinate system/sistem koordinat geografi dan projected coordinate system/sistem koordinat proyeksi. Untuk memudahkan dalam menentukan sistem koordinat yang akan digunakan bisa ditandai dengan penggunaan degree/derajat pada sistem koordinat geografi dan meter pada sistem koordinat proyeksi. Ada beberapa kelebihan dan kekurangan pada kedua sistem koordinat tersebut. Kelebihan dari sistem koordinat geografi adalah dapat menganalisis secara mudah, sedangkan kelebihan dari sistem proyeksi adalah lebih detail karena satuannya meter sehingga luasannya bisa dihitung dengan mudah. Kekurangan dari sistem koordinat geografi adalah tidak dapat menghitung luasan/panjang pada sistem GIS dan jika perhitungan tersebut dilakukan, tinggat error yang dihasilkan pun akan tinggi, sedangkan kekurangan dari sistem proyeksi adalah karena satuan yang digunakan adalah meter sehingga hanya bisa menganalisis satu kawasan saja.


Pencitraan Digital (kombinasi band pada citra digital dan jenis citra satelit)


pengertian band pada citra digital
band adalah dalam citra di sini adalah saluran panjang gelombang direkam oleh satelit, dimana masing-masing satelit memiliki perbedaan sensor perekaman.
komposisi band pada citra digital
Jenis-jenis band Landsat 7 Citra multi spektral Landsat dengan resolusi spasial 30m memiliki beberapa band yang karakteristiknya berbeda-beda: 3) 4)
1. Band 1 0.45 – 0.52
m Band biru ini memiliki informasi yang tinggi terhadap tubuh air jadi sangat sesuai untuk penggunaan lahan, tanah dan vegetasi.Ä
2. Band 2 0.52 – 0.60m Band hijau ini memiliki informasi mengenai vegetasi selain cocok untuk penggunaan lahan, jalan dan air namun sesuai pula untuk diskriminasi dan assesmen vegetasi. Dimana tanaman-tanaman yang kurang sehat dapat diketahui karena absorbsi cahaya merah oleh klorofil menurun atau refleksi pada daerah merah naik sehingga menyebabkan daun berwarna kuningÄ
3. Band 3 0.63 – 0.69m Band merah ini memiliki informasi mengenai perbedaan antara vegetasi dan non vegetasi, misalnya dapat dilihat adanya perbedaan antara vegetasi dengan tanah khususnya pada daerah urban.Ä
4. Band 4 0.76 – 0.90m Band inframerah dekat ini memiliki informasi mengenai varietas tanam-tanaman serta adanya perbedaan antara unsur air dengan unsur tanah, oleh karena itu dapat dilihat garis pantai dengan jelas.Ä
5. Band 5 1.55 – 1.75m Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai perbedaan warna antara tanah terbuka dengan objek-objek lain. Band ini sesuai untuk studi kandungan air tanah, air pada tanam-tanaman, formasi batu-batuan dan geologi pada umumnyaÄ
6. Band 6 10.40 -12.50
m Band inframerah thermal ini memiliki informasi tentang studi kandungan air tanah, serta dapat membedakan kelembaban tanah dan fenomena-fenomena thermal.Ä
7. Band 7 2.08 – 2.35
m Band inframerah gelombang pendek ini memiliki informasi mengenai tanah terbuka sama halnya dengan band 5 akan tetapi lebih mengacu pada studi geologi maupun formasi batu-batuan.Ä
Sedangkan untuk band 8 atau sering disebut band pankromatik memilki resolusi spasial 15m. Citra Landsat yang digunakan dalam penelitian ini adalah citra Landsat ortho 14,25m dimana sudah digabungkan antara multispektral dengan pankromatiknya serta kombinasi band yang digunakan hanya band 7, 4 dan 2
Citra khususnya landsat , seperti citra lainnya , tersusun atas beberapa saluran (band), dengan berbasis warna dasar (Merah, Hijau, Biru), kita bisa mengkombinasikan saluran-saluran tersebut pada saluran warna dasar, yang nantinya akan menonjolkan informasi tertentu yang kita inginkan, berikut kombinasi untuk Landsat
Kombinasi 321
Kombinasi ini merupakan warna natural sehingga merupakan pendekatan terbaik untuk melihat realitas lanskap. Saluran 3 mendeteksi penyerapan klorofil, saluran 2 mendeteksi reflektan hijau dari vegetasi dan saluran 1 cocok untuk penetrasi air, pada perairan jernih bisa masuk sekitar 25 meter, dengan kata lain kita bisa juga mendeteksi transportasi sedimen di perairan. Saluran 1 juga membedakan tanah dan vegetasi serta tipe tipe hutan
Kombinasi 432:
Tipikal kombinasi komposit false color seperti di foto udara. Saluran 4 mendeteksi puncak pantulan dari vegetasi, juga membedakan tipe vegetasi, selain itu membedakan tanah dan perairan. Kombinasi ini menampilkan vegetasi berwarna merah, merah yang lebih terang menandakan vegetasi yang lebih dewasa. Tanah dengan sedikit atau tanpa vegetasi antara putih (pasir atau garam) sampai hijau atau coklat tergantung kelembapan dan kandungan organik. Air nampak biru, perairan jernih akan terlihat biru gelap atau hitam sedangkan perairan dangkal atau air dengan konsentrasi sedimen tinggi akan nampak biru muda. Area permukiman berwarna biru kecoklatan .
Kombinasi 453:
Saluran 5 sensitif akan variasi kandungan air, vegetasi berdaun banyak dan kelembapan tanah.  Saluran ini mencirikan tingkat penyerapan air yang tinggi, sehingga memungkinkan deteksi lapisan air yang tipis (kurang dari 1 cm).  Variasi dari kandungan Fe2O pada batuan dan tanah dapat dideteksi, pantulan yang tinggi berarti kandungan yang banyak. Pada kombinasi ini, vegetasi berwarna kemerahan, ketika tanaman mempunyai kondisi kelembapan yang sedikit rendah, tingkat pantulan saluran 5 relatif tinggi, yang berarti semakin banyak warna hijau, sehingga menghasilkan warna oranye. Hijau akan semakin mendominasi ketika pantulan vegetasi semakin rendah di VNIR dan meninggi di SWIR. tanah tanpa vegetasi dan area permukiman akan nampak biru kecoklatan.
Kombinasi 742:
Vegetasi memperlihatkan variasi kehijauan dikarenakan saluran 4 direpresentasikan dengan warna hijau. Saluran 7 sensitif terhadap variasi kelembapan dan khususnya mendeteksi mineral hidro pada setting geologi, contohnya lempung. Saluran ini dapat membedakan berbagai macam batuan dan tipe mineral. Perbedaan asal usul dari berbagai tipe batuan direpresentasikan dengan warna merah menuju oranye dan juga warna yang lebih terang pada warna biru dapat memberikan informasi kepada kita mengenai tanah. Dibandingkan saluran infra merah lainnya, saluran 7 sangat sensitif terhadap radiasi pancaran sehingga dapat mendeteksi sumber panas. Titik hijau terang mengindikasikan vegetasi dan perairan nampak berwarna biru gelap atau hitam. Daerah permukiman berwarna biru gelap atau pink.
Kombinasi 4.5.1 :
Vegetasi sehat terlihat kemerahan, coklat, oranye dan kuning. Tanah mungkin hijau dan coklat, pemukiman putih, cyan, dan abu-abu, biru terang merepresentasikan area yang dibersihkan dari vegetasi dan area kemerahan merupakan vegetasi yang baru tumbuh, atau padang rumput yang jarang. Perairan yang jernih dan dalam akan berwarna hitam, jika perairan dangkal atau mengandung sedimen maka akan terlihat kebiruan atau biru terang. Untuk studi vegetasi, adanya saluran IR menengah menambah sensitifitas untuk mendeteksi variasi tahap pertumbuhan vegetasi, tetapi interpretasi harus hati-hati jika akuisisi data bertepatan dengan hujan. Saluran 4 dan 5 menunjukkan pantulan tinggi untuk area vegetasi sehat. Kombinasi ini sangat berguna untuk membandingkan area terendam dan are bervegetasi merah dengan warna yang berkaitan di saluran 3.2.1 untuk menjamin interpretasi yang benar. Kombinasi ini tidak bagus untuk studi fitur budaya seperti jalan dan landasan pacu.
Kombinasi 7.5.3 :
Kombinasi ini memberikan pembawaan warna seperti natural dan juga kemampuan penetrasi partikel atmosfer, asap dan kabut. Vegetasi tampak kehitaman dan hijau muda ketika musim tumbuh, permukiman berwarna putih, abu-abu, cyan, atau ungu. pasir, tanah dan mineral terlihat dalam berbagai variasi warna. Penyerapan hampir semua di IR menengah adalah di air, es, dan salju memberikan kita batas yang jelas akan garis pantai dan perairan. Salju dan es terlihat biru gelap, dan air berwarna hitam atau biru gelap. Permukaan panas seperti kebakaran hutan dan kaldera gunung api menyerap IR menengah dan terlihat bernuansa merah atau kuning. Aplikasi untuk kombinasi ini adalah monitoring kebakaran hutan. Selama musim pertumbuhan vegetasi muda, kombinasi 7.4.2 harus diganti dengan kombinasi ini. Area tergenang banjir akan terlihat biru tua atau hitam, dibandingkan kombinasi 3.2.1 yang memperlihatkan area terendam dangkal sebagai abu-abu dan sulit dibedakan.
Kombinasi 5.4.3 :
Kombinasi ini memberikan pengguna banyak informasi dan kontras warna. Vegetasi sehat berwarna hijau terang, dan tanah berwarna ungu muda. Kombinasi ini menggunakan saluran 5 yang memberikan kita informasi agrikultur. Kombinasi ini memberikan kita informasi berguna mengenai vegetasi, dan banyak digunakan pada aplikasi manajemen kayu dan serangan hama.
Kombinasi 5.4.1 :
Mirp dengan kombinasi 7.4.2, vegetasi sehat akan berwarna hijau terang, kecuali kombinasi 5.4.1 yang lebih baik untuk studi agrikultur


Kombinasi 7.5.4 :
Kombinasi ini tidak melibatkan saluran visibel, memberikan kita penetrasi atmosfer yang terbaik. Pesisir dan garis pantai terdefinisikan dengan baik. Dapat digunakan untuk mencari karakteristik tekstural dan kelembapan tanah. Vegetasi terlihat biru. Jika berkeinginan untuk melihat vegetasi sebagai hijau maka kombinasi 7.4.5 dapat sebagai pengganti. Kombinasi ini dapat berguna untuk studi geologi.
Kombinasi 3.5.1 :
Kombinasi ini memperlihatkan tekstur topografi sedangkan kombinasi 7.3.1 dapat membedakan jenis batuan.
Saat ini banyak sekali satelit penginderaan jauh yang beredar, masing-masing jenis satelit seperti landsat (1-7), NOAA, baskara, SPOT, Envisat, Ikonos, Quickbird, dan lain-lain mempunyai karakteristik dan tujuan masing-masing.
            Citra merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan Misinya Setelit Penginderaan Jauh dikelompokan menjadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam.
1.      Citra Satelit Cuaca terdiri dari TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA AVHRR, MODIS, DMSP.
2.      Citra satelit sumberdaya alam terdiri dari: 
·         Resolusi Rendah yaitu, SPOT, LANDSAT, ASTER.
·         Citra Resolusi Tinggi yaitu, IKONOS, QUICKBIRD.

a)    Satelit Landsat (land satelite)
            Citra Landsat TM merupakan salah satu jenis citra satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki 7 saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunsynkron (mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185km x 185km.
b)    Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre)
            Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT1,2,3,4) dan HRG (SPOT5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat.  satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatanya kekiri dan kekanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai 7 bidang liputan.
c)    Satelit ASTER (advanced spaceborne emission and reflecton radiometer)
            Satelit yang dikembangkan negara jepang dimana sensor yang dibawa terdiri dari VNIR, SWIR, dan TIR. Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat.
d)    Satelit QUICKBIRD
            Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band).

e)    Satelit IKONOS
            Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya 681km.citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional.
f)     Satelit ALOS
            Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi  satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantaulingkungan yang busa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah,pemantauan bencana alam dan survey sumberdaya alam.
g)    Satelit GeoEye     
            GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori olehGoogle dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampumemetakan gambar dengan resolusi gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelitkomersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini.
h)    Satelit WorldView
            Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digitalglobe yangdiluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memilikiresolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkap dibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelit WorldView-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m – 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasial sumber daya alam dan lingkungan hidup.
i)      Satelit NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration)
            Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanicand Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untukmenggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra RedObservation Sattelite, tahun 1960-1965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km,inklinasi sekitar 98,7 ° – 98,9 °, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 x dalam 24 jam (sehari semalam).
Seri NOAA ini dilengkapi dengan 6 (enam) sensor utama, yaitu :
1.    AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer),
2.    TOVS (Tiros Operational Vertical Sonde),
3.    HIRS (High Resolution Infrared Sounder (bagian dari TOVS),
4.    DCS (Data Collection System),
5.    SEM (Space Environment Monitor),
6.     SARSAT (Search And Rescue Sattelite System).

Sumber: