Jumat, 17 Mei 2013

Hasil Pendigitan Peta Beserta Ketelitian pada skala peta

Ada beberapa ketelitian peta berdasarkan skala pada pp no 8 tahun 2013

 Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi
Peta Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:250.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah provinsi; dan
  • Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pasal 15


Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:50.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kabupaten; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
  • Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Pasal 17


(1) Peta Rencana Tata Ruang Wilayah kota digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:25.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah kota; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.
(2) Dalam hal wilayah kota memiliki pesisir dan laut, Peta Rencana Tata Ruang Wilayah kota
  • Ketelitian Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Pulau/Kepulauan Pasal 20


Peta Rencana Tata Ruang Wilayah pulau/kepulauan digambarkan dengan menggunakan:
a. sistem referensi Geospasial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11;
b. Peta Dasar Skala Minimal 1:500.000;
c. Unit Pemetaan yang dapat digunakan untuk Rencana Tata Ruang Wilayah pulau/kepulauan; dan
d. Ketelitian muatan ruang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12.



sampel peta yang digunakan dalam melakukan pendigitan bersumber dari google earth
hasil pendigitan

Pengolahan data GPS


Cara Pertama

  1. Adapun yang dilakukan  adalah:
  2. Add data dari software GPS
  3. Open attribute table
  4. Waypoint dan klik kanan di layer yang bersangkutan
  5. Masuk ke data kemudian ke eksport data
Cara kedua
Klik menu transfer Kemudian klik Receive from device lalu klik find device dan pilih objek yang akan di transfer lalu klik receive
Untuk memudahkan pemilihan data, dapat mengurutkannya berdasarkan kolom dari masing-masing data dengan mengklik judul di bagian atas. Misalnya apabila kita ingin mengurutkan berdasarkan waktu maka pengambilan data kemudian klik start time.
Bila ada data yang tidak diperlukan maka buang dengan mengklik delete tracks atau delete way point . gunakan tombol shift pada eyboard untuk memilih / memblock banyak data agar proses pengahapusan lebih efektif.
Cara membuka data dari bereksi DXF di Arcview Gis

  • Aktifkan dulu extensions yang berfungsi untuk membaca file –file CAD. Caranya pilih jenis file klik ektension Centang Cad Reader lalu klik ok
  • Panggil jenis file yang berenteksion DFX dengan cara pilih view kemudian add themes lalu cari lokasi file klik file yang di maksud lalu ok.
Cara membuka data berextensi DXF (*.dxf) di MapInfo Professional
Gunakan Universal Translator terlebih dahulu, untuk merubah data berextensi DXF (*.dxf) menjadi berextensi MapInfo TAB. 
Buka File yang telah dirubah dengan Universal Translator dengan cara, Pilih File → Open → cari lokasi File → klik file yang dimaksud → klik Open
Cara membuka data berextensi DXF (*.dxf) di ArcGIS
Pilih File → Add Data → cari lokasi File → klik file yang dimaksud → klik Add



Jumat, 03 Mei 2013

PCD koreksi Citra Satelit dan Pengolahan Citra



koreksi Citra Satelit dan Pengolahan Citra
Dalam penggunaanya metode pengingraan jauh selalu berhubungan langsung dengan data raster dalam hal ini disebut citra. Citra ini merupakan hasil penangkapan visual permukaan bumi yang dilakukan oleh sebuah satelit. Ada beberapa satelit yang menyediakan citra ini gratis kepada pengguna sepertiLandsat. Data ini tidak akan berarti apa – apa bila tidak ada proses yang lebih lanjut untuk mematangkan citra tersebut dengan tujuan agar citra tersebut dapat dijadikan data primer dalam pemetaan suatu wilayah.
Untuk memperoleh citra yang diinginkan terhadap suatu wilayah bisa didapat denganmendownload citra tersebut di beberapa beberapa sumber yang tersedia. Akan tetapi data yang didapat bukanlah data citra dalam format .ers melainkan data gambar dengan format .tif. untuk itu perlu dilakukan proses lebih lanjut agar data tersebut dapat digunakan.
Selain itu, sebuah citra dapat menampilkan bentuk visual dari permukaan bumi secara luas sehingga apabila dari citra tersebut hanya dibutuhkan sebagian dari citra, maka diperlukan pemotongan citra atau cutting citra dengan tujuan agar apa yang ditampilkan citra sesuai dengan daerah yang diinginkan.
Disisilain, ketelitian yang disajikan oleh citra yang begitu besar yang tidak sepadan dengan pengukuran langsung dilapangan, untuk itu perlu dilakukannya koreksi geometrik agar kesalahan dalam koordinat terhadap suatu titik dapat diminimalisir.
A.   Pengolahan citra satelit
Karena data penginderaan jauh berupa data digital maka penggunaan datamemerlukan suatu perangkat keras dan lunak khusus untuk pemrosesannya.Komputer PC dan berbagai software sepertiERMapper, ILWIS, IDRISI, ERDAS, PCI, ENVIdan sebagainya dapat dipergunakan sebagai pilihan. Untuk keperluananalisis dan interpretasi dapat dilakukan dengan dua cara            :
1.    Pemrosesan dan analisis digital dan
2.    Analisis dan interpretasi visual.
Kedua metoda ini mempunyai keunggulan dan kekurangan, setidaknya kedua metoda dipergunakan bersama-sama untuk saling melengkapi. Pemrosesan digital berfungsi untuk membaca data, menampilkan data, memodifikasi danmemproses, ekstraksi data secara otomatik, menyimpan, mendesain formatpeta dan mencetak. Sedangkan analisis dan interpretasi visual dipergunakanapabila pemrosesan data secara digital tidak dapat dilakukan dan kurangberfungsi baik.
Pemrosesan data secara digital dilakukan dengan menggunakan perangkatlunak (software) yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Berbagaialgoritma tersedia di dalam perangkat lunak tersebut yang memungkinkan datapenginderaan jauh diproses secara otomatik. Salah satu contoh misalnyaadalah menggabungkan data (3 -4 band) dalam citra gabungan denganmenggunakan filter merah, hijau dan biru (RGB) yang menghasilkan citrakomposit (color composite image). Masing-masing band diberi filter yangberbeda dan menghasilkan berbagai tampilan
Selain untuk mengubah tampilan citra pemrosesan digital dapat pula dipakaiuntuk memperoleh data secara otomatik (ekstraksi data). Ekstraksi ini antaralain dapat dipakai untuk memetakan tanaman hijau (NDVI), klasifikasi(supervise dan unsupervise) seperti dalam memetakan tutupan lahan (landcover), memetakan badan air dan sebagainya.
Berbeda dengan pemrosesan digital dimana hampir seluruh pekerjaandilakukan oleh komputer, analisis visual sebagian besar dilakukan olehmanusia. Dengan analisis digital komputer hanya dapat mengenal danmengolah nilai spektralnya saja, sedangkan analisis visual manusia dapatmemperkirakan dan menentukan suatu obyek berdasarkan sifat fisiknyaseperti membedakan antara gajah dan kucing disamping berdasarkan nilaispektralnya. Ciri pengenal yang biasa dipakai dalam penafsiran potret udarasecara utuh dapat diterapkan pada data citra penginderaan jauh.Pada data potret udara, yang berupa data analog, penafsiran dalam bentukpenarikan garis dan penandaan dilakukan pada lembar potretnya (hard copy),sedangkan pada data digital selain dilakukan pada hard copy dapat jugadilakukan langsung dari layar monitor dan hasilnya langsung disimpan dalambentuk data digital.
Analisis visual hanya dapat dilakukan oleh manusia yang terlatih dalam bidangpekerjaannya.Dalam prakteknya tidak semua informasi di permukaan bumi dapat diperolehmelalui pemrosesan digital maupun analisis visual. Untuk mendapatkan hasilmaksimak kedua cara harus digabungkan yang akan saling melengkapi.
B.   Koreksi Geometrik
Distorsi geometrik merupakan distorsi spatial, yaitu terjadi pergeseran posisispatial citra yang ditangkap. Distorsi geometrik ini disebabkan oleh kesalahanyang terjadi seperti kerusakan sensor (internal), platform (external) dangerakan bumi. Koreksi yang dilakukan bila terjadi distorsi bersifat sederhana,seperti centering (translasi), size (skala), skew (rotasi). Gambar dibawah menggambarkan matriks transformasi. Koreksi geometrik bila terdapat distorsiyang bersifat kompleks adalah image registration/rectification, misaldengan bilinear transformation dan least square method, seperti berikut            :
Gambar dibawah menunjukkan suatu contoh adanya geometri distorsi, danakan direstorasi menggunakan interpolasi berdasarkan titik kontrol daratan(Ground Control Point (GCP))yang diambil langsung dengan mengunakanteknologi seperti Global Position System (GPS). Titik-titik tersebut diabandingkandengan posisi titik tersebut di citra.Persamaan yang digunakan untuk mendapatkan koreksi posisi secara pergeserangeometrik adalah dengan menggunakan metode transformasi bilinierdan least square seperti pada persamaan diatas. Jumlah pasangan persamaandiatas adalah sebanyak ground control points yang digunakan. Salah satucitra dijadikan acuan (koordinat piksel (X, Y)), maka koordinat piksel citrayang diregistrasi ( X, Y ) dapat dihitung dari persamaan diatas denganmenyelesaikan koefisien a, b, c, dan d.
C.   Koreksi Radiometrik
Koreksi Radiometrik muncul dalam bentuk distribusi intensitas yang tidaktepat. Sumber distorsi ini adalah kamera (internal) dalam bentuk shadingeffect, atmosfer (external) dalam bentuk besarnya intensitas yang tidak samawalaupun untuk obyek yang kategorinya sama, akibat adanya kabut, posisimatahari atau substansi atmosfir lainnya. Koreksi yang dilakukan untukjenis distorsi ini adalah dengan teknik filtering.Gambar dibawah adalah contoh adanya distorsi dalam bentuk skew (geometrikexternal – rotasi ) dan adanya striping (radiometrik internal low pass filter ).



registrasi image for argis


 
REGISTRASI IMAGE (SIP)

Salah satu cara membuat data SIG adalah dengan mendigitasi data raster. Beberapa teknik untuk mendigit data, dan pada umumnya terbagi atas dua kelompok yaitu:
- mendigitasi data menggunakan alat yang disebut digitizer
- digitasi dengan menggunakan layer Komputer dan mouse yang kita sebut digitasi on screen

Kita akan menggunakan teknik kedua yang lebih cepat, gampang, murah dengan ketelitian yang tidak terlalu jauh berbeda dengan menggunakan alat digitizer. Kita cukup menyediakan citra atau gambar hasil scanner, atau foto udara, citra satelit dan data raster apapu juga, asalkan kita masih memperoleh data posisi pada citra tersebut. Sebelum mendigit data tersebut kita harus melakukan registrasi citra yaitu memberikan data koordinat pada citra atau image sehingga citra tersebut memiliki posisi geografis.
Perhatikan bahwa kita memerlukan minimal empat titik koordinat, dalam bentuk jalur kurva tertutup, berurutan dan hierarkhi. Nilai error rms yang dikehendaki di bawah 1. Modul yang akan digunakan adalah Georefencing.

Langkah-langkah kerja georeferencing ini yaitu:
  • Perhatikan data koordinat yang terdapat pada peta jabar tersebut, ambil titik-titik koordinat yang jelas dan mudah di amati, catat titik koordinatnya dan masukan kedalam excel dan ubah menjadi data dbf,missal tikon.dbf
  • System koordinat yang digunakan adalah longitude latitude WGS 1984. Create data ini menjadi bentuk feature titik, simpan dalam bentuk shapefile, transform koordinatnya menjadi Projected Coordinats Systems>UTM>WGS 1984>WGS 1984 Zone 48S.Prj.
  • ·         Buka kembali ArcMap, dan aktifkan modul Georefencing. Apabila modul ini belum ada pilih pada View>Toolbars>Georeferencing. Masukkan citra kedalam ArcMap melaui Add Layer . Pada kotak dialog Create pyramids for stad_siliwangi.tiff pilih do not build pyramids untuk mempercepat proses, atau apabila resources computer anda bagus, pilih build pyramids.
  • ·   Klik Control Point

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiHJQU307HHzqS9tWA6GvbL358BjzajFrGc6kLbBLKRHsCaMFb8Pc2bEVLNCS5mTseMO3AfRO2oqEWnR6iU2k44kGaPc4eeHT2YaWxQwWrYUTVkf-UzIxXH1bBXA6PM_a0gIYjV2IlB9a8L/s320/Slide1.JPG
  • ·         Kita arahkan ppointer ke titik koordinat yang diketahui koordinatnya, kemudian klik kiri pada mouse pada titik koordinat tersebut. Klik kanan dan pilih input X dan Y kemudian kita inputkan nilai x dan y.
  • ·         Ulangi cara tesebut sampai kita mendaptkan 4 titik.
  • ·         Setelah selesai pilih georeferencing -> update georeferencing.

·         Dalam penentuan sistem koordinat dan proyeksi, maka akan dijabarkan mengenai Geographic Coordinat System (GCS) dan Projected Coordinat System (PCS) yang dipakai di Indonesia.
  • Perubahan kordinat dari PCS ke GCS

Klik art tulbox kemudian management tool klik ke projection tranformation, kemudian data project raster
Untuk pemindahan poinnya adalah klik kanan dan klik kiri.
1.     Projected Coordinat System (PCS)
PCS ini menggunakan satuan degree,degree (110010’30”). Di Indonesia terdapat pada kuadran I dan II yakni terdapat pada zona 45- 560. Adapun cara menghitung dari zona ke derajat atau dari derajat ke zona adalah sebagai berikut:Zona → derajat , misalnya: 100+ 30 = 480                                                      
   6 Derajat  → zona, misalnya: 490 – 30 = 6
  19 x 6 = 1140
2.     .    Geographic Coordinat System (GCS)
Adapun cara menghitung koordinat dengan metode GCS (degree, degree) adalah sebagai berikut:
Misalkan
 X = 1100 10I 30II
    = 100/1  + 10/60 + 30/3600
    = 110 + 0,06 + 0,0083
    = 110,0683 (degree,degree)
Y = 60 10I 30II
   = 6/1 + 10/60 + 30/3600
   = 6 + 0,06 + 0,0083
   = 6,0683